Penyakit pada Aglaonema dan cara mengendalikannya


Aglaonema sakit fusarium
Serangan jamur (foto : wawa Orchid)

wOw — Aglaonema hibrida dengan bervariasi warna, lebih rentan terhadap serangan penyakit, dibanding aglaonema hijau atau yang asli dari hutan. Sama dengan pencegahan hama, kebersihan lingkungan tanaman merupakan hal yang utama untuk diterapkan, agar tanaman aglaonema terhindar dari penyakit. Untuk hama bisa dibaca di artikel hama aglaonema. Penyakit aglaonema umumnya tidak kasat mata. Biasanya penyakit datang karena kondisi lingkungan kotor, terbawa pekerja, tamu, peralatan kerja, media tanam dan tanaman yang baru datang dalam kondisi kurang sehat.

Kelembaban yang tinggi pada media perlu juga diwaspadai, sebagai akibat banyak tersiram air hujan atau terlalu banyak disiram. Akan menyebabkan tumbuhnya jamur dan bakteri penyebab penyakit pada aglaonema. Hal ini akan semakin parah bila penataan tanaman yang rapat dan sirkulasi udara di area tanaman jelek. Untuk mengetahui penyiraman yang baik pada aglaonema silahkan teruskan membaca 3 dasar menyiram aglaonema.
Penyakit yang sering menyerang tanaman aglaonema di Indonesia sebagai berikut :


a. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Bakteri yang banyak menyerang aglaonema adalah bakteri Erwinia sp. Yang diserang biasanya bagian batang dan daun dengan ditandai menampakkan gejala melepuh, lunak dan berbau tidak sedap. Penularan penyakit ini dari satu tanaman ke tanaman lainnya biasanya melalui peralatan kerja (gunting, pisau dll), dan tangan pekerja. Kelalaian tidak mencuci tangan dan membersihkan peralatan kerja setelah menangani tanaman yang sakit akan berakibat menularkan penyakit ke tanaman lainnya.
Pengendalian penyakit karena bakteri ini biasanya dengan menggunakan obat Agrept 20 WP atau Terramycine 21.6 SP, yang keduanya mengandung antibiotik. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrik pada label obat tersebut.


b. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
Jamur yang sering menyerang tanaman aglaonema adalah Fusarium, Botrytis dan Pythium. Jamur ini menyerang batang dan daun. Serangan jamur fusarium ditandai dengan tepi batang dan daun berwarna merah keunguan yang akhirnya membusuk. Sedangkan gejala serangan jamur botrytis ditandai dengan batang dan daun berwarna coklat keabu-abuan dan akhirnya membusuk. Serangan kedua jamur tersebut pada daun juga ditandai dengan bercak-bercak berwarna coklat.
Cara mengendalikan kedua jamur tersebut yaitu dengan menurunkan kelembaban area tanaman, memperbaiki sirkulasi udara, memotong bagian tanaman yang terserang, dan menyemprot dengan fungisida sistemik. Sedang kan bekas potongan diolesi dengan fungisida nonsistemik seperti Dithane M45.
Jamur fusarium juga menyerang akar ,demikian juga jamur pythium. Yang mana akar akan membusuk dan akhirnya tanaman mati. Hal ini biasanya dipicu oleh media tanam yang terlalu basah secara terus menerus, akibat drainase pot yang jelek.
Mengatasinya dilakukan dengan membongkar tanaman dan membuang akar yang busuk dan media tanamnya. Jika akar tanaman habis sama sekali, setelah dibersihkan direndam dengan fungisida sistemik selama 2 – 3 menit, kemudian tanaman diangkat dan diangin-anginkan selama satu jam. Sebelum menanam kembali batang aglaonema tersebut diolesi dengan perangsang akar (misal roton F) secara merata, kemudian ditanam dengan media tanam sekam bakar saja dengan pot yang bersih dan drainase yang baik.
Aglaonema yang sudah ditanam, baik yang berakar maupun yang habis akarnya disiram menggunakan perangsang akar (atonik) dicampur dengan vitamin B1 hingga basah. Kemudian diletakkan ditempat teduh yang terbebas dari sinar matahari selama sekitar 30 hari. Setelah 30 hari periksa tanaman tersebut, jika akarnya belum ada, perlakuannya diulang kembali. Dan jika akarnya sudah muncul dengan jumlah sekitar 3 helai, tanaman aglaonema tersebut bisa ditanam kembali dengan media campuran yang porous. Media tanam yang baik untuk aglaonema bisa dibaca diartikel media tanam aglaonema.


Sebenarnya masih ada 1 penyakit lagi yang disebabkan oleh virus, namun karena di Indonesia penyakit ini hampir tidak pernah ada, sehingga tidak kami bahas. Gunakan obat secara bijak. Pada prinsipnya obat tanaman adalah racun untuk membunuh hama maupun penyakit. Namun, jika sasaran obat tidak tepat, efek sampingnya akan muncul dan tanaman akan keracunan, terlebih lagi ika diberikan secara berulang.

Komentar